Mengenal Steam Deck lebih dalam

Kali ini saya akan membahas Console Handheld yang menurut saya paling canggih, paling powerful, dan yang paling mahal daripada Console Handheld lainya, walaupun masih terdapat kekurangan dari beberapa aspek, tetapi tetap bisa dibilang yang terbaik yang ada saat ini, yaitu Steam Deck. Tentunya pembahasan kali ini bukan dari pengalaman menggunakan, tetapi berdasarkan riset yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, penilaian dari beberapa Reviewer, termasuk dari Website Resmi Steam Deck.

Steam Deck adalah Console Handheld yang dikembangkan oleh Valve Corporation, seperti yang kita tahu Steam adalah pengembang sekaligus penyedia berbagai macam game dari berbagai developer di Platform PC,  berbeda dengan Epic Game Store, Blizzard Activision, EA Games Origin, Valve lebih dikenal dan eksis terlebih dahulu sebagai layanan digital yang menyediakan game melalui Steam, baik itu free to play maupun yang berbayar, seperti GTA, Pro Evolution Soccer, Need For Speed, game terkenal buatan Valve sendiri seperti Dota Series dan Counter Strike Series. biasaya kita juga mengenal Steam Diskon Sale yang diadakan oleh Valve setiap akhir tahun atau Event tertentu dimana kita bisa membeli game dengan harga yang lebih murah. Valve menjelaskan bahwa mereka bekerja sama dengan AMD untuk membuat APU Custom yang diterapkan pada Steam Deck untuk memberikan peforma gaming handheld yang powerful, yaitu APU dengan Arsitektur Zen 2, dengan software Steam OS dari Valve, dan penerapan konsep gaming Steam dari PC ke Console Handheld maka jadilah Steam Deck, dimana kita bisa bermain game yang ada di Library Steam PC di konsol genggam. 

#KOMPUTASI STEAM DECK

Steam Deck menggunakan Processor AMD APU,  CPU : dengan Arsitektur Zen 2 2.4 - 3.5Ghz yang mana memiliki kecepatan sampai 448 GFlops, sedangkan GPU : 8 RDNA 2 1.0 - 1.6Ghz yang mana memiliki kemampuan kecepatan 1.6 TFlops, dan semua itu di cover dengan APU Power sebesar 4-15Watt

Kapasitas RAM sebesar 16GB LPDDR5 on board, serta Storage dimana di segi ini ada 3 macam atau varian yaitu 64 GB eMMC (PCIe Gen 2 x1), 256 GB NVMe SSD (PCIe Gen 3 x4 atau PCI Gen 3 x2), yang terakhir dengan kapasitas 512 GB High-speed NVMe SSD (PCIe Gen 3 x4 atau PCI Gen 3 x2), jika kita perhatikan dari segi storage varian 64 GB tidak menggunakan NVMe SSD tapi eMMC, tapi Valve menjelaskan bahwa semua model menggunakan sockete 2230 m.2 modules dan tidak disarankan untuk penggantian oleh pengguna, semua varian juga memiliki Micro SD Slot tambahan dengan dengan spesifikasi yang sama, dan saat pengetesan di varian 256 GB dan 512 GB tidak ada perbedaan performa yang jauh antara PCI Gen 3 x2 atau PCI Gen 3 x4. 

#CONTROL INPUT

Kemudian di bagian Control dan Input, Steam Deck mempunyai Face Button ABXY, D-Pad, Analog LR, Trigger L1R2, L3R3, mempunyai tambahan 4 Grip Button dibawah yaitu L4,L5,R4,R5, Button View disebelah kiri atas, Steam dibagian kiri bawah, dibagian kanan atas ada Button Menu, dan dibagian bawah kanan ada Button Quick Access. 

Steam Deck juga dilengkapi dengan 2 Trackpads kanan kiri yang letakanya ada dibagian bawah kedua Analog LR, Face Button ABXY dan D-Pad, jadi jika kita kenal dengan gamepad IPEGA, Rexus dll, Steam juga mempunyai Constroller yang mempunyai Trackpad juga, dan Trackpad di Steam Deck ini mempunyai latency yang lebih baik 55% dari pada Controller Steam serta tambahan haptic feedback,  yang terkahir di bagian control dan input Steam Deck dilengkapi dengan Gyro 6-Axis.

#DISPLAY

Pada bagian display Steam Deck mempunyai ukuran 7" IPS touch screen tentunya, resolusi 1280 x 800 px dengan aspek rasio 16:10, Brightness di 400nits, Refresh rate 60Hz, dan dilengkapi dengan Ambient light sensor. 

#CONNECTIVITY

Konekstifitas yang ada di Steam Deck didukung dengan Bluetooth 5.0, dan Dual Band Wifi Radio 2.4GHz dan 5GHz, dan Valve menjelaskan bahwa koneksi Bluetooth yang ada di steam deck dapat dikoneksikan untuk beberapa aksesories Controller seperti Gamepad, Mouse Keyboard kemudian untuk Audio seperti Speaker, Headphone, dan jika seperti itu kita bisa menggunakan Gamepad seperti IPEGA, Rexus atau mungkin Controller Xbox dan Dual Sense dari PS5. 

#AUDIO

Kemudian di bagian Audio, mempunyai Port Jack Audio 3.5mm, Dual Microphone, Speaker Stereo dengan embedded DSP untuk pengalaman pendengaran yang Immersiv, ada juga Port USB Type C untuk Multichannel Audio. 

#POWER

Dan semuanya dicover dengan Input Power Delivery 45Watt Type C, Battery 40Whr yang bisa digunakan 2 sampai 8 Jam. 

#EXPANSION

Storage bisa ditambah karena ada Slot MicroSD yang support tipe SDXC dan SDHC, Eksternal konektifitas hanya ada satu yaitu Type C 3.2 Gen 2 tapi bisa digunakan untuk berbagai macam Devices bahkan sampai Display 8K di 60Hz atau 4K di 120Hz, apalagi Valve juga menyediakan Docking Station yang bisa dimanfaatkan untuk segala Devices namun dijual secara terpisah oleh Valve. dan semua Port berada dibagian atas kecuali Slot MicroSD

#SIZE and WEIGHT

Dengan Spesifikasi tersebut ukuran Steam Deck juga lumayan besar daripada Console Handheld lainya yaitu 298 x 117 mm dengan tebal 49mm dan mempunyai bobot 669 grams

#SOFTWARE

Dibagian Software Steam Deck menggunakan Operating System yang disebut Steam OS 3.0. 

#DOCKING STATION

Walaupun tidak termasuk dipaket penjualan Steam Deck, Spesifikasi dari Docking Station juga akan saya bahas, secara sangat sederhana Docking Station ini cuma dikoneksikan melalui USB Type dari Port Steam Deck, dan Docking Stationnya dicover oleh Power berbeda melalui Port UCB Type C. dengan adanya Docking Station, Steam Deck menjadi lebih dari sekedar Console Handheld, karena Port Station juga ada bermacam macam, dibagian Networking ada Gigabit Ethernet, External Display bisa menggunakan Display Port1.4 dan HDMI 2.0 yang juga support untuk multi-monitor yang support 4K di 60Hz atau 1440p di 120Hz FreeSync, ada juga USB 3.1 sebanyak 3 Port, 1 Vertikal dan 2 Horizontal, Ukuran Docking Station tidak terlalu lebih besar dari Steam Decknya yaitu 117 x 29 mm dengan tebal 50.5mm dan beratnya 120 grams. 

#STEAM DECK SECARA KESELURUHAN

Seperti yang saya jelaskan diawal, dengan Steam Deck kita bisa memainkan game game yang ada di Steam Library di genggaman kita secara portable, tetapi juga bisa dikoneksikan di Layar yang lebih besar jika bosan menggunakan secara handheld, dan tidak main main bisa sampai resolusi 8K, dengan Computing AMD Arsitektur Zen 2 + RDNA 2 Powehouse, Steam Deck dapat menjalankan game triple A dengan peforma yang baik, tetapi perlu diperhatikan untuk gamenya sendiri masih ada batasan dalam arti ada kategori kompatibility, istilah kompatiblity tersebut adalah Deck Verified,  ada 4 kategori, yaitu Verified dimana gamenya sudah pasti bisa dimainkan dengan baik serta peforma maksimal di Steam Deck, yang kedua adalah Playable dimana masih diperlukan Tweaking manual oleh pengguna, yang ketiga ada Unsupported dimana game memang tidak akan bisa dimainkan di Steam Deck, dan yang terakhir ada Kompatibilty Unknown dimana Valve tidak bisa pernah mengecek gamenya.  dengan kompatiblity tersebut Valve telah memberikan list game game apa saja yang bisa atau telah di Verified, jadi kita tidak perlu bingung apakah game yang kita pilih bisa atau tidak jika dimainkan. selain itu kita juga bisa cek game kompatilibty di Steam Libraby PC. 

Penggunaan Steam Decku ntuk navigasi juga lebih mudah karena layar bisa disentuh dan ukurannya 7", jadi memudahkan kita untuk menulis keyword untuk berbagai macam hal, quick access untuk pengaturan cepat dalam kondisi kita bermain, serta menu pencarian yang didesain sangat memudahkan pengguna. Steam Deck juga mempunyai fitur Fast Resume game, hanya dengan menekan tombol power Steam Deck bisa langsung Sleep Mode, dan dengan menekanya kembali bisa langsung menyala dan kembali di game. 

Tidak seperti Console Handheld lainya yang hanya mempunyai tombol fisik seperti gamepad, tapi Steam Deck juga mempunyai Trackpad disisi kanan dan kiri yang posisinya itu dibawah Face Button dan Analog, entah secara positioning tempat Trackpad ini nyaman atau tidak saya tidak bisa mejelaskan karena belum mencoba secara langsung tetapi dalam bayangan jika memainkan game FPS misalnya yang tidak ada auto Aiming pastinya penggunaan Trackpad bisa menjadi lebih akurat dan memuaskan, dan bisa jadi mungkin jika akan lebih sering menggunakan Trackpad dari pada Analog dalam beberapa kasus game yang kita mainkan. selain itu ada juga sensor Gyro bagi gamer yang juga suka menggerakan gerakan aiming dengan Gyro Mode. 

Walaupun saya belum pernah mencoba Hands On Steam Deck secara langsung, tetapi berdasarkan apa yang saya lihat melalui posisioning setiap tombol, rasanya memang perlu adaptasi untuk bermain game di Steam Deck, ukuranya yang besar dan lumayan berat mungkin akan menyebabkan ketidaknyamanan, apalagi disini ada Trigger Button yang ada dibaalik atau dibagian jari kelingking, jika digenggam ini bisa jadi kepencet juga karena habit tangan kita bisanya rata rata akan semakin erat menggenggam jika sedang dalam permainan, tapi terlepas dari semua itu Steam Deck tetap menyampaikan kenyamanan secara handling dengan positioning button yang sudah dipikirkan secara matang. apalagi jika kita perhatiakan selain port yang ada dibagian atas, fan exhauts di Steam Deck juga berada di posisi atas, dimana tangan kita tidak akan merasakan udara panas ketika bermain. 

Dengan kapasitas battery 40Wh Valve menjelaskan bahwa Steam Deck bisa digunakan untuk bermain game 2 dimensi, web browsing, streaming itu bisa sampai 7-8 Jam, dan mungkin kalau melihat spesifikasi battery game triple A hanya bisa sampai 2 jam, jika dibandingkan dengana Nintendo Swith ukuran dan bobot dari Steam Deck lebih berat 2x lipat lebih, dimana Nintendo Swith 299 gram, dan Steam Deck 699 gram, tapi mungkin juga tergantung kenyamanan kita untuk menggenggam sebuah console handheld.

Disisi lain Valve juga memberikan Docking untuk bermain game di Layar yang lebih besar bisa monitor atau TV, dan bisa dibilang Docking ini juga menambah nilai killer untuk Steam Deck, dan bisa sampai 8K, apalagi Port di Docking ini juga bisa digunakan untuk berbagai macam pheriperal, bisa Gamepad, Keyboard, Mouse, dan jika dilihat ketika Valve menampilakn Docking itu Steam Decknya bisa seperti PC karena secara Basic menggunakan Linux, dan apakah Steam Deck bisa digunakan untuk sesuatu selain gaming, seperti Editing contohnya, itu tidak bisa saya jawab jika belum mempunyai Steam Decknya, terlepas dari fitur Docking dari Steam Deck yang bisa digunakan untuk Komputer, rasanya sudah powerfull sekali Console Handheld yang bisa Switch dari Handheld Mode menjadi Dekstop Mode.

Dengan semua itu Harga Steam Deck masih diangka 20jtan, itu 4x lipat dari harga Console Handheld yang ada di Indonesia yaitu Nintendo Switch Oled senilai 4-5jtan, terlepas dari berbagai macam varian storage, karena jika dilihat di e-commerce Indonesia, jalankan Steam Deck, PS5 aja yang secara Resmi ada di Indonesia itu harganya juga tidak pasti, sekarang sudah mendingan stabil tapi bisa jadi juga tidak stabli di tahun depan. jadi bagaimana ? apakah kalian tertarik dengan Steam Deck, Console Handheld paling Powerfull saat ini, atau kalian sudah mempunyai Steam Deck, seperti biasa tinggalkan saja komentar. 

#VIDEO PEMBAHASAN = KLIK DISINI

Rekomendasi Gamepad IPEGA untuk PS4

Kali ini saya memberikankan Final Review Gamepad IPEGA mana yang paling cocok untuk digunakan di PS4, Seperti yang sudah saya jelaskan di Video Unboxing, saya mencari rekomendasi Controller Alternatif Dual Shock 4 untuk bermain, karena kita tahu kalau Dual Shock 4 original menurut saya pribasi harganya mahal, terlepas dari semua kenyamanan yang kita dapatkan untuk bermain. Sampai bulan Oktober 2022 IPEGA hanya mempunyai 4 series Gamepad, yang bisa digunakan untuk PS4, dan Gamepad mana yang paling saya rekomendasikan. 

4 Gamepad IPEGA yang support di Console PS4 adalah IPEGA PG-9216, yang kedua IPEGA PG-P4010, kemudian IPEGA PG-P4012, dan yang terakhir adalah IPEGA PG-P4023D, sebagai Alternatif untuk Dual Shock 4, Gamepad IPEGA minimal harus memenuhi standart konektifitas dari Dual Shock 4, Fitur - fitur lain seperti, Sensifitas, Vibrasi yang solid, Fungsi Turbo, Programable Key, dll itu bisa dinilai terakhir yang paling penting adalah Gamepadnya bisa terkoneksi secara wirelles, bisa untuk Wakeup PS4nya baik itu ketika Rest Mode maupun kondisi Turn Off, serta bisa langsung Switch Controller ketika dinyalakan. dan kalau kalian mengikuti Video Unboxing ketika pengetasan keempat Gamepad IPEGA ini bisa memenuhi minimum Standart Konektifitas tersebut, jadi sebenarnya semua Gamepad ini bisa dibilang cocok cocok saja di PS4, bisa berfungsi dengan baik. tapi pasti ada yang paling Worth It dari keempatnya, dan saya akan menjelaskan secara sigkat satu per satu Gamepadnya dimulai dari Harga Gamepad yang paling murah.

#1. IPEGA PG-9216 

Yang pertama ada IPEGA PG-9216, mempunyai harga 170.000 di IPEGA Official Store Tokopedia, jujur saja ketika saya mempunyai ide untuk membuat Rekomendasi Gamepad IPEGA untuk PS4, saya menunggu Ready Stock dari Gamepad ini di Official Storenya karena harga di Toko lain selisihnya itu jauh sekali bisa sampai 2x lipat, dan kelihatanya Gamepad ini juga salah satu yang paling laris. 

Gamepad ini berbentuk sedikit lebar dari pada umumnya, layout button seperti Xbox karena Analog ada diatas bukan saling sejajar, Walaupun Gamepad ini memenuhi standart minimal konektifitas untuk PS4, tetapi Gamepad ini tidak memiliki fitur yang ada di Dual Shock 4 seperti Trackpad, Port Jack Audio 3.5mm, Tombol Share dan Option, semua tombol dalam gamepad ini standart, memang sepertinya bukan Gamepad yang didesain khusus PS4 melainkan, Gamepad yang salah satu fiturnya bisa support di PS4. dengan tidak adanya fitur Dual Shock 4 maka saya tidak bisa merekomendasikan Gamepad ini, karena menurut saya Trackpad, Tombol Share dan Option, itu sangat penting, apalagi Port Jack Audio untuk Headphone dimana akan sangat penting jika kita bermain di Monitor yang tidak mempunyai Speaker. 

Tetapi jika kalian ingin tahu bagaimana penilaian secara keseluruhan. Feeling genggaman dari Gamepad ini cukup nyaman walaupun berbentuk lebih lebar, sensivitas juga oke karena tidak ada delay pada setiap tombol, motor vibrasi pecah,tidak begitu solid, travel distance setiap tombol memang cukup tinggi tidak cocok untuk game yang membutuhkan kecepatan movement, tapi lebih cocok untuk bermain game racing, terdapat fitur turbo yang bisa diaktifkan dengan mudah, tetapi saya sendiri tidak pernah menggunakan tombol fitur turbo karena jika di game fighting kita tidak akan bisa melakukan combo. 

#2. IPEGA PG-P4010


Kemudian ada IPEGA PG-P4010, dijual dengan harga 280.000 di IPEGA Official Store Tokopedia, jika dilihat secara  visual Gamepad ini memenuhi semua standart untuk menggantikan Dual Shock 4, ditambah lagi mempunyai 2 tombol programable key dibagian samping yang disebut S1 dan S2, kemudian ada 2 tombol progamable key lagi di bagian grip bawah yaitu S3 dan S4. Bentuk Gamepad ini sangat pas di genggaman tangan apalagi dibagian ujung dilapisi dengan material rubber jadinya tidak membuat tangan licin, menggunakan layout button Playstation jadi kedua analog sejajar dan permuakaan body untuk Face Button dan D-pad dibuat flat dengan travel distance yang sangat pas disetiap tombol. untuk Trackpad, Share Button, Option Button, dan juga Port Jack Audio bisa berfungsi dengan normal, tidak ada delay disetiap tombol, kemudian sensasi motor vibrasi juga solid tidak terasa pecah, yang disayangkan dari Gamepad ini adalah positioning dari Programble Key baik itu di posisi samping maupun grip bawah, saya sendiri tidak tahu bagaiaman jari kita menekan tombol yang ada disamping body gamepad, dan yang berada di posisi bawah itu jaraknya jauh dari jari manis dan kelingking karena posisinya tidak berada pas dibawah handle grip melainkan ditengah tengah, jika Programable Key yang berada dibawah grip itu tidak ditengah pastinya akan mudah dijangkau oleh jari manis dan jari kelingking. seandainya seperti itu Gamepad ini akan mendapatkan nilai sempurna dari saya, walaupun begitu Gamepad ini tetap saya rekomendasikan karena mempunyai semua fitur dari Dual Shock 4, terlebih lagi bentuk gamepad yang sangat nyaman digunakan juga mendapatkan poin lebih. 

#3. IPEGA PG-P4012


Kemudian ada IPEGA PG-4012, dijual dengan harga 298.000, gamepad ini membawa tema spiderman disisi bentuk serta kombinasi warna yang digunakan, ujung handlenya juga terbuat dari karet yang membentuk pola jaring laba laba, secara visual Gamepad sangat menarik perhatian dibagian Face Button juga terdapat led yang bisa menyala  dan Gamepad ini juga memmenuhi semua standart yang ada di Dual Shock 4, sama seperti IPEGA PG-P4010 Gamepad ini juga mempunyai 4 Programable Key tetapi semua berada di bawah grip dan secara positioning itu lebih nyaman dari pada IPEGA PG-P4010, Bentuk Body Gamepad ini Flat dengan layout button sama seperti Dual Shock 4 lebar tetapi lebih tipis, yang membuat Gamepad ini kurang nyaman digunakan ada pada bagian L2 dan R2 yang didesain lancip dan lebih tinggi, sehingga jari ketika menekan menjadi tergeser kebawah, ditambah lagi motor vibrasi yang tidak begitu solid jika bergetar, walaupun secara keseluruhan bentuk Body gamepad ini sudah solid tetapi jika saya amati dibagian Trackpad tidak begitu sempurna mungkin getaran yang tidak solid disebabkan oleh bagian Trackpad ini. lalu apakah Gamepad ini saya rekomendasikan sebagai alternatif untuk menggantikan Dual Shock 4 jawabanya ya saya rekomendasikan, semua fitur berfungsi dengan normal tetapi dengan catatan tombol L2 dan R2 yang berbentuk lancip dan kurang nyaman, serta getaran motor yang kurang solid. 

#4. IPEGA PG-P4023

Yang terakhir adalah IPEGA PG-P4023, Gamepad yang paling maal yaitu dijual dengan harga 320.000, sesuai dengan harganya Gamepad ini memiliki biuld quality yang sangat solid, bentuk body tidak flat melainkan round atau melengkung jadinya lebih ergonomis jika digunakan, secara visual Gamepad ini mirip seperti Dual Sense 5 miliki PS5, tapi sayang saya tidak mendapatkan warna putih karena sudah habis saat membeli, feeling handling gamepad ini sangat nyaman ditangan palagi setiap travel distance setiap tombol juga sangat pas, 2 Programmable Key tambahan yang berada di grip bawah juga bisa dengan mudah dijangkau, Trigger L dan R yang sangat pas di jari telunjuk dan tengah, serta analog yang sangat smooth, Vibrasi dari gamepad ini juga sangat solid bahkan sangat terasa ketika bergetar di bagian kiri atau kanan. semua tombol fitur untuk PS4 juga bisa berfungsi dengan normal. sayangnya Gamepad ini didesain dengan permukaan doff yang polos jadinya tidak ada grip dibagian handling, jadinya sekiti licin. 

#PALING DI REKOMENDASIKAN

Selain IPEGA PG-9216 yang tidak saya rekomendasikan karena tidak memiliki fitur di Dual Shock 4, ketiga Gamepad lainya semuanya saya Rekomendasikan karena  fitur untuk PS4 bisa berfungsi, bisa untuk wake up PS4nya pada saat Rest Mode dan posisi off, Port Jack Audio, Speaker, Trackpad, Share Button, Option Button semua bisa berfungsi dengan normal, 

Lalu dari ketiganya mana yang paling saya rekomendasikan dari segi harga dan kenyamanan bermain ? Penilaian kali ini saya sedikit bingung antara IPEGA PG-P4010 dan IPEGA PG-P4023D, keduanya memiliki kelebihan feeling genggaman yang nyaman, Poin yang paling saya perhatikan dari keduanya adalah, untuk IPEGA PG-P4010 sangat disayangkan karena Button Programable Key nya tidak pas dijari manis dan jari kelingking sehingga tidak bisa dijangkau tetapi dibagian handling mempunyai lapisan rubber sehingga tidak licin dan sangat nyaman digunakan, sedangkan untuk IPEGA PG-P4023D tidak terdapat rubber pada handlingnya jadinya membuat licin, tetapi positioning setiap tombol sangat pas dan nyaman, terutama bentuk body Gamepad yang curve melengkung. 



Tetapi secara keseluruhan saya memilih IPEGA PG-P4010 alasanya simple, handling yang nyaman ditangan saat bermain, vibrasi yang solid, analog yang smooth, travel distance yang sangat pas, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi, walaupun sangat disayangkan posisi Programmable Key yang tidak pas dijari, tetapi itu bisa ditoleransi karena saya sendiri jarang menggunakan Programmable Key, yang penting tombol utama dalam gamepad bisa sesuai, gamepad ini mempunyai kapasitas baterai 400mAh, saat pengetesan dalam kondisi baterai penuh masih bisa saya gunakan selama 5 jam itupun tidak habis total tapi cuam indikasi lampu led yang berkedip, jadi bisa dipastikan bisa sampai kurang lebih 7 jam bermain di PS4 secara wireless, Port Jack audio juga berfungsi normal tidak ada kendala sama sekali, harga 280.000 sudah mendapatkan fitur dan kenyamanan tersebut menurut saya sangat worth it. 

Terlepas dari penilaian saya di video rekomendasi Gamepad IPEGA sebagai Alternatif untuk menggantikan Dual Shock 4 di PS4, kalian bebas memilih dari Keempatnya karena pada dasarnya bisa digunakan untuk bermain, fitur yang menjadi poin tambahan adalah Gamepad IPEGA ini bisa untuk wake up PS4 pada saat Rest Mode maupun ketika PS4nya OFF, jika kalian mencari yang paling murah jawabanya ya IPEGA PG-9126, tetapi perlu diingat Gamepad IPEGA ini jarang sekali sparepartnya, misalkan rusak ya susah untuk diperbaiki beda seperti Controller Console yang sparepartnya tersedia. 

Jadi itulah Rekomendasi Gamepad IPEGA sebagai Alternatif untuk menggantikan Dual Shock 4 semoga bisa bermanfaat untuk kalian yang sedang mencari referensi Gamepad untuk bermain di PS4

#VIDEO REVIEW = KLIK DISINI
#VIDEO UNBOXING = KLIK DISINI

Apakah 2022 PS4 PRO masih Worth It ?

Kali ini saya akan menjelaskan alasan kenapa membeli PS4 Pro ditahun 2022, atau bisa dibilang diakhir tahun 2022 karena sekarang sudah masuk di kuartal ke 3, yaitu bulan september, PS4 Pro ini saya beli bekas secara online di tokopedia, selain memberikan alasan kenapa membeli PS4 Pro ditahun 2022, saya juga akan memberikan review unit PS4 Pro bekas yang saya dapatkan ini, dan langsung saja kita masuk dalam pembahasanya. 

#1. BELUM PERNAH MEMILIKI CONSOLE

Alasan yang pertama adalah saya belum pernah mempunyai console, kita tahu bahwa console adalah kebutuhan tersier karena tergolong kebutuhan mewah fungsinya untuk bersenang senang, sebelumnya saya main game di Windows PC, dan spesifikasi PC yang saya punya juga standart, jika main game hanya di settingan rata tengah medium yang memang tujuanya hanya untuk sekedar have fun, jadi dari dulu memang belum pernah punya console, ini adalah pemikiran saya pribadi "ketika kita belum pernah memiliki sesuatu sebelumnya, feeling yang kita rasakan akan tetap menyenangkan dan penilaian yang kita berikan pasti tetap bagus, karena sebelumnya memang belum pernah merasakan sensasinya" dan ini berlaku pada penilaian saya untuk PS4 Pro ini, saya akan cenderung menilai positif karena memang sebelumnya belum pernah bermain game di console, dan bermain game di Playstation feelingnya akan tetap beda dengan bermain game di Windows PC, karena banyak game ekslusif di Playstation yang tidak ada di Windows PC. 

#2. PS4 PRO BEKAS ADALAH YANG PALING WORTH IT

Kenapa milih yang bekas ? seperti yang saya jelaskan tadi console itu adalah kebutuhan tersier, jadi bisa menikmatinya saja itu sudah bagus, dan saya pribadi tidak masalah jika membeli PS4 Pro bekas, tidak terlalu tertinggal jauh dari tren dan hipe bermain game saat ini. Apalagi sekarang PS4 Pro yang baru sudah sangat jarang ditemui, kalaupun ada di beberapa marketplace harganya masih sekitar 7 sampai 8jtan, apalagi  kebanyakan yang tersedia varian spesial edition yang biasanya jauh dari harga varian standart, dan sayang sekali jika kita mengeluarkan budget 8jtan untuk membeli PS4 Pro yang baru, padahal ada PS5 yang harganya kisaran 10jtan, mending nabung sedikit lagi untuk mendapatkan PS5. kalau dilihat umurnya PS4 Pro adalah yang paling muda, katakanlah PS4 Pro yang saya beli itu fabrikan tahun 2016, ditahun 2022 umurnya paling tidak sudah 6 tahun, lebih muda 3 tahun dibandingkan dengan series Fat yang dirilis ditahun 2013. 

#3. MASIH MENDAPATKAN UPDATE KURANG LEBIH 3 TAHUN

Sony memberikan kabar bahwa PS4 masih mendapatkan update kira kira sampai tahun 2025, jarak tahun 2022 sampai 2025 masih tersisa 3 tahun, katakanlah 2 tahun karena saya membeli diakhir tahun 2022, selama 2 tahun itu kita masih bisa bermain game terbaru, walaupun tidak semuanya karena mungkin mungkin hanya akan tersedia di console current gen yaitu PS5. tapi menurut saya bermain game yang lamapun akan tetap menyenangkan. 

#4. SUDAH MEMPUNYAI TV 4K DAN DS4

Alasan, yang terakhir adalah karena saya sudah mempunyai TV 4K, dan ini berhubungan dengan varian PS4 yang saya beli yaitu PS4 Pro dimana sudah bisa menampilkan resolusi 4K HDR dan tentunya masalah performa juga lebih baik dari 2 varian lainya yaitu Fat dan Slim, walaupun TV yang saya miliki bukan TV 4K yang spesifikasinya bagus tetapi menurut saya sudah sangat cukup untuk menampikan visual dengan resolusi 4K, jadi saya bisa menikmati performa maksimal dari PS4 Pro, ditambah saya sudah punya 2 controller yang sebelumnya saya beli untuk review di konten youtube yaitu, Dual Shock Original Sony dan KW, jadi saya hanya perlu membeli console only alhasil bisa mengeluarkan budget yang lebih murah.


Itulah alasan kenapa saya masih membeli PS4 Pro bekas di akhir tahun 2022, dengan pemikiran dan keadaan yang saya miliki, tentunya menurut saya membeli PS4 Pro masih sangat Worth it. kalau ditanya kenapa tidak PS4 Fat atau Slim, jawaban saya kembali pada peforma yang diberikan serta umurnya, disini saya ingin bermain game dengan peforma console yang bagus, tampilan 4K tapi hemat biaya. dan jawabanya adalah PS4 Pro.

#KENAPA TIDAK MEMILIH XBOX SERIES S? 

kemudian mungkin ada pertanyaan kenapa tidak memlih Xbox Series S Current Gen yang saat ini lagi banyak digemari karena terdapat banyak game yang bisa dimainkan dengan berlangganan Xbox Game Pass, bisa mengeluarkan budget lebih murah dari pada membeli game satu persatu, jawabannya karena saya sudah mempunyai PC, dan game yang tersedia di Xbox Series S maupun X tidak jauh beda dengan game yang ada di PC, atau lebih tepatnya saya ingin memainkan game ekslusif Playstation yang tidak tersedia di platform lain. 

#UNIT PS4 PRO YANG SAYA DAPATKAN

Saya membeli di toko yang ratingnya bagus, dan jika kalian tertarik link pembelian juga ada di deskprisi video ini, waktu hunting secara online banyak juga toko dengan rating bagus yang pembelinya banyak juga, sempat membuat saya bingung untuk memilih. tapi itu menandakan bahwa PS4 Pro masih banyak digemari oleh pembeli entah itu untuk rental maupun console pribadi, saya jadi lega karena tidak saya seorang diri yang masih ingin beli console PS4 Pro saat ini.

Packaging dibungkus dengan rapi, ada kardus double diluar, dan ketika saya buka saya mendapatkan series CUH7000, yang menandakan bahwa ini adalah PS4 Pro generasi paling awal yang bisa dibilang rilis ditahun 2016, hal ini juga diperkuat dengan gambar box yang tidak ada logo atau tulisan 4K HDR, dan box ini sudah sangat kusam sekali, menandakan, PS4 ini sering dibeli dan dijual, karena biasanya kalau punya personal itu box disimpan dan minimal kondisinya tidak parah seperti ini. penjual bilang kalau nomer series dibox dan di PSnya sama, dan ketika saya check nomernya memang sama. 


Dalam box saya mendapatkan Kabel Power, Kabel HDMI, Kabel Micro USB, dan unit PS4 Pronya, tidak ada manual book, tidak ada garansi, tidak ada stick karena memang saya pilih yang console only, tapi disini saya beli satu game yaitu God of War, PS4 Pro nya sendiri saya check masih mulus tidak ada lecet atau cacat diberbagai sisi, bisa jadi ini diganti casingnya karena masih mulus banget, tapi saya berharap ini casing originalnya, semua port bisa berhungsi dengan normal mulai dari tombol power, insert disc, usb, LAN, HDMI. tapi entah kenapa unit yang saya punya ini tidak solid karena ketika diangkat ada sedikit suara tidak menyenangkan seperti bunyi retakan. selebihnya semua aman tidak ada masalah apapun ketika dinyalakan langsung bisa berfungsi dengan normal, bisa setup account dengan lancar, downloding lancar, semua lancar sampai akhirnya saya mencoba game God of War, kalian semua pasti tahu apa yang terjadi, yah benar sekali PS4 Pro bunyinya seperti pesawat JET.


Kondisi tersebut hanya terjadi ketika bermain game God of War ketika ada di home, main game Fortnite, genshin impact itu tidak terjadi, dan hanya terjadi ketika saya bermain di TV55" 4K kalau bermain di TV24" 1080 suara fan tidak berisik, menurut saya pribadi kondisi ini memang wajar, karena memang fungsi fan adalah mendinginkan componen yang ada didalam, RPM otomatis akan lebih tinggi jika console bekerja dengan kemampuan terbaiknya, sama seperti mini PC saya yang menggunakan Wraith Cooler bawaan dari amd, hasilnya berbeda ketika saya ganti dengan HSF Noctua, bisa jadi thermal paste yang sudah kering, tapi untuk saat ini, PS4nya tidak akan saya lakukan maintance karena masih garansi toko selama 2 bulan, kalau sudah habis masa garansi mungkin saya akan bongkar dan mengganti therma paste, membersihkan fan, bahkan upgrade SSD. 

Yang paling penting jika ingin membeli PS4 Pro atau mungkin barang elektronic bekas adalah tempat dimana kita membeli, karena jika tidak tepat, kita tidak akan bisa complain tentang kondisi unit yang kita beli.semua keluhan saya mengenai unit PS4 Pro yang saya beli ini juga telah saya diskusikan dengan penjual. 

Itulah Alasan kenapa saya membeli PS4 Pro di akhir tahun 2022, dan Review unit PS4 Pro yang saya dapatkan, tentunya ini adalah pendapat pribadi dan mungkin tidak semua orang mempunyai kondisi yang sama dengan saya, jadi tulis saja pendapat kalian di kolom komentar, sebenarnya masih worth it gak beli PS4 Pro di akhir tahun 2022, 

#VIDEO REVIEW = KLIK DISINI 
#VIDEO UNBOXING = KLIK DISINI

© all rights reserved
made with by templateszoo